Panduan Dasar Budidaya Tanaman Hidroponik Lengkap Dengan Tips Menanam Hidroponik
Budidaya tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik saat ini sangat populer dilakukan oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal diperkotaan atau dipinggiran kota, dengan minimnya lahan yang mereka miliki dan sebagai kegiatan untuk menyalurkan hobi berkebunnya, maka banyak orang yang tertarik untuk menanam tanaman hidroponik, sistem hidroponik bisa anda lakukan untuk menanam tanaman sayuran, buah, bunga, dan tanaman obat, pada hidroponik sayuran nantinya anda akan memilih kembali jenis sayuran yang akan anda tanam dengan menggunakan sistem hidroponik, seperti sayuran daun, sayuran buah, atau sayuran umbi. Bagi anda yang masih baru di dunia budidaya tanaman hidroponik terlebih bagi anda yang mencari informasi tentang sistem hidroponik, maka kita berkenalan sedikit tentang sistem hidroponik.
Apa itu hidroponik.?
Pengertian hidroponik bisa kita pahami sebagai cara bercocok tanam dengan pemanfaatan air yang lebih diprioritaskan, sedangkan untuk definisi hidroponik yang lainnya bisa anda pahami adalah sebuah aktivitas budidaya tanaman yang dijalankan menggunakan air sebagai media untuk menggantikan tanah. Jadi, hidroponik bisa kita artikan sebagai suatu kegiatan pengelolaan air untuk dijadikan sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang kita ramu dengan takaran sesuai kebutuhan tanaman kemudian dilarutkan dalam air. Akan tetapi pada prakteknya ada beberap teknik hidroponik yang masih menggunakan tanah sebagai media tumbuh, jadi kalau mau mencari definisi hidroponik maka akan banyak sangat banyak pengertian yang bermunculan. Oke sampai sini saya anggap anda sudah paham, jadi kita bisa belajar dasar-dasar hidroponik yang lainnya.
Pada budidaya tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik pasti banyak memiliki pertanyaan dasar yang dicari jawabannya, seperti:
- Peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat hidroponik.?
- Bagaimana tips menanam tanaman hidroponik.?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sangat umum ditanyakan oleh mereka yang baru atau mau memulai budidaya tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik, dari pertanyaan-pertanyaan seperti di atas, maka saya akan mencoba membantu anda untuk memberikan informasi yang diharapkan bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan seperti di atas tadi. Pada budidaya tanaman dengan sistem hidroponik ada hal yang perlu anda siapkan sebelum memulai menanam tanaman dengan sistem hidroponik, berikut ini peralatan sistem hidroponik yang bisa anda siapkan dan sekaligus menjawab pertanyaan pertama tentang peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat hidroponik.
Peralatan sistem hidroponik
Pada saat anda ingin menanam tanaman dengan sistem hidroponik, maka anda harus membutuhkan peralatan dasar yang akan digunankan agar tanaman yang telah anda tanam bisa tumbuh dengan baik, diantaranya :
Tempat tumbuh tanaman
Tempat tumbuh tanaman yang bisa anda gunakan antara lain bak tanaman, pot, kolam penampung, atau paralon. Silahkan anda bisa memilih mana yang akan anda gunakan pada saat anda menanam tanaman pada sistem hidroponik, yang terpenting anda bisa menjaga kebersihan media tanam secara berkelanjutan, anda bisa menjaga kebersihan tanaman dengan cara membersihkan atau membuang tanaman lain yang tidak anda inginkan, terutama pada bedengan atau kolam pengapung. Nah, bagi anda yang ingin mencoba menanam tanaman hidroponik dan bingung dalam pembuatan hidroponik starter kit, maka anda bisa membelinya pada salah satu toko online terpercaya di indonesia, seperti lazada.co.id.
Pada toko online tersebut anda bisa membeli perlengkapan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman hidroponik, baik dari starter kit, ponpa hidroponik, alat ukur hidroponik, benih tanaman, maupun nutrisi tanaman hidroponik, dan masih banyak lagi untuk peralatan berkebun yang bisa anda pilih.
Pada toko online tersebut anda bisa membeli perlengkapan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman hidroponik, baik dari starter kit, ponpa hidroponik, alat ukur hidroponik, benih tanaman, maupun nutrisi tanaman hidroponik, dan masih banyak lagi untuk peralatan berkebun yang bisa anda pilih.
Aerator
Aerator berfungsi sebagai media pembawa oksigen dan sebagai alat untuk pertukaran oksigen di sekitar perakaran tanaman pada sistem hidroponik, bagaimanapun juga tanaman yang anda tanam pada sistem hidroponik membutuhkan oksigen untuk tumbuh dan berkembang, karena jika tanaman anda kekurangan oksigen, maka dapat mengakibatkan penyerapan nutrisi pada tanaman anda menjadi terganggu, dan ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman anda.
Nutrisi tanaman hidroponik
Nutrisi tanaman merupakan salah satu faktor penting untuk pertumbuhan tanaman dan kualitas tanaman hidroponik anda, sehingga anda harus bisa mengatur kebutuhan nutrisi yang tepat dari segi jumlah, komposisi ion, dan suhu. Nutrisi tanaman hidroponik terbagi menjadi 2 bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro, unsur hara makro melingkupi (N, P, K, C, H, O, S, Ca, dan Mg) sedangkan untuk unsur hara mikro (Cl, B, Cu, Mn, Fe, Zn, dan Mo), dan perlu anda ingat bahwa setiap tanaman memiliki nutrisi yang berbeda, untuk mengetahuinya secara details anda bisa melihat artikel saya yang lainnya tentang tabel lengkap nutrisi tanaman hidroponik, dari informasi tersebut semoga anda mengetahui kebutuhan nutrisi tanaman yang akan anda tanam.
EC meter atau TDS meter
Anda bisa memilih salah satu dari alat ukur tersebut untuk anda gunakan, pentingkah alat ukur ini.? Alat ini sangat penting dan dibutuhkan jika anda ingin menanam tanaman dengan sistem hidroponik, karena pada umumnya kualitas larutan nutrisi yang anda berikan bisa diketahui dengan mengukur Electrical conductivity (EC), semakin tinggi konsentrasi larutan nutrisi yang anda berikan, maka semakin tinggi arus listrik yang akan dihantarkan atau terbaca nilainya pada alat EC meter (karena pekatnya kandungan garam dan akumulasi ion mempengaruhi kemampuan untuk menghantarkan listrik larutan nutrisi tersebut). Untuk larutan nutrisi anda bisa membuatnya sendiri dengan meramu pupuk yang khusus untuk tanaman hidroponik dan melarutkannya atau anda bisa membeli pupuk hidroponik secara komersil baik yang padat maupun yang cair.
pH meter
seperti alat EC meter atau TDS meter, pH meter juga sangat anda butuhkan ketika menananm hidroponik, fungsi penggunaan pH meter adalah untuk mengontrol pH yang ada pada media tanam hidroponik, dan perlu anda ketahui juga bahwa suhu pada air harus sering anda kontrol untuk dipertahankan pada kondisi tertentu untuk optimalisasi tanaman hidroponik yang anda miliki. Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion nutrisi pada tanaman, untuk tanaman sayuran suhu optimal antara 5-15 derajat C dan tanaman buah antara 15-25 derajat C. Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat pH dan EC tertentu yang optimal.
DO meter
Alat ini berfungsi untuk mengukur oksigen yang terlarut pada air media hidroponik. Jadi selain peralatan dasat untuk menanam, pada sistem hidroponik juga membutuhkan alat ukur yang bisa saya katakan lumayan komplit.
Peralatan sistem hidroponik menjadi syarat utama yang harus anda miliki, bagaimana tidak manjadi utama jika kita tidak mempunyai peralatan hidroponik berarti kita menanam tanaman di kebun saja bukan dengan sistem hidroponik. Hehehe. Oke setelah kita mengetahui peralatan yang perlu disiapkan ketika menanam dengan menggunakan sistem hidroponik maka langkah selanjutnya kita harus mengenal jenis aplikasi yang nantinya bisa anda pilih untuk digunakan, jenis aplikasi pada sistem hidroponik secara umum terbagi menjadi 6 jenis diantaranya :
- Sistem Aeroponic
- Sistem tetes (Drip System)
- Sistem water culture
- Sistem sumbu atau wick system
- Floating Hidroponic System (FHS)
- Nutrient Film Technique (NFT) System
Sistem Aeroponic.
Sistem aeroponik merupakan salah satu jenis sistem hidroponik dengan cara bercocok tanam berada di udara tanpa penggunaan tanah, pada sistem aeroponik pemberian nutrisi dengan cara disemprotkan pada akar tanaman, air yang berisi nutrisi tanaman disemprotkan dalam bentuk kabut dan langsung mengenai akar tanaman, sedangkan larutan yang tidak mengenai akar atau terjatuh akan kembali ke tempat penampungan nutrisi, hal ini menjadikan sistem aeroponik menjadi salah satu jenis sistem hidroponik yang paling hebat, karena bisa membagi nutrisi dengan baik dan merata yang langsung mengenai perakaran tanaman, membuat tanaman lebih cepat melakukan pertumbuhan. Pada sistem aeroponik hasil budidaya tanaman terbukti mempunyai kualitas yang baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma, dan disertai citarasa yang tinggi.
Sistem tetes (Drip System)
Sistem tetes ( drip system ) juga biasa dikenal dengan sistem fertigasi ini merupakan salah satu sistem hidroponik yang paling banyak digunakan oleh para petani sistem hidroponik di seluruh dunia, penggunaannya sangat variatif baik untuk skala rumahan atau digunakan oleh para petani untuk skala komersial. Penggunaan sistem tetes untuk budidaya tanaman sangat mudah diterapka dan sangat fleksibel serta efektif untuk sistem hidroponik yang ada, akan tetapi kita harus melengkapi peralatan yang dibutuhkan seperti timer, penampung dan pompa. Sistem tetes sangat cocok jika anda terapkan untuk budidaya tanaman seperti melon, tomat, cabe, ataupun tanaman yang lainnya dengan syarat tanaman memiliki perakaran yang besar ataupun banyak. Agar tanaman yang anda dapat berdiri tegak, maka tanaman anda bisa ditopang dengan menggunakan media tanam lain seperti tanah humus, cocopeat, sekam bakar, kerikil zeolit, pasir, ataupun yang lainnya.
Sistem water culture
Sistem walter culture atau biasa dikenal dengan sebutan sistem rakit apung, sistem ini merupakan salah satu sistem hidroponik yang sederhana. Penerapannya adalah anda menyediakan sebuah wadah yang cukup besar yang berisi larutan nutrisi kemudian tanaman mengapung di atas larutan air dengan penopangnya biasanya terbuat darai styrofoam. Untuk kebutuhan oksigen menggunakan pompa udara yang memompa ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung untuk memasok oksigen ke perakaran tanaman.
Sistem sumbu atau wick system
Sistem sumbu merupakan salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan mudah sekali untuk menjadi media pembelajaran oleh kalangan pemula. Sistem sumbu tergolong pasif, sebab tidak ada bagian-bagian yang bergerak. Teknik sumbu juga bisa menggunakan berbagai macam media tanam salah satunya adalah cocopeat, arang sekam, kerikil batu bata, kerikil zeolit ataupun yang lainnya, sedangkan untuk penyerapan nutrisi tanaman menggunakan bahan sejenis sumbu yang bisa menyerap/mengalir ke dalam media pertumbuhan tanaman.
Floating Hidroponics System (FHS)
Floating hidroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia.
Pada sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan pupuk cair dalam dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah, dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi saja).
Nutrient Film Technique (NFT)
Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa.
Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal. Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah :
Bed (talang), tangki penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan suppliergreenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter).
Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisi.
Otomasi hidroponik
Proses pengontrolan dalam hidroponik merupakan proses yang dilakukan secara kontinyu, dalam jangka waktu yang panjang dan memerlukan akurasi pengontrolan yang tinggi (apalagi kalau variabel yang dikontrol cukup banyak). Untuk itu perlu dilakukan pengontrolan otomatik agar tidak terjadi permasalahan seperti pada pengontrolan secara manual antara lain :
- Kelelahan
- Subyektifitas
- Kejemuan
- Ketidak seragaman
- Ketidak telitian manusia
Pada kontrol otomatik ini, tahapan kontrol seperti mengukur, membandingkan, menghitung dan mengoreksi dilakukan oleh instrumen secara berulang. Dengan kontrol otomatik dapat dicapai tujuan kelancaran operasi, pengendalian keamanan dan mutu produk. Secara umum pengontrolan yang dilakukan dalam hidroponik dapat dilakukan untuk mengontrol : air (penjadwalan, sirkulasi dan distribusi), larutan nutrisi (kandungan konsentrasi nutrisi, pH, suhu, EC dan oksigen) dan juga faktor ekternal seperti lingkungan dalam greenhouse.
Pengontrolan air dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan aksi kontrol on-off (seperti yang diterapkan dalam gambar 3 untuk sistem NFT). Untuk pengontrolan larutan nutrisi diperlukan sensor-sensor yang akan membaca kandungan larutan nutrisi (sensor ion), sensor pH, sensor suhu dan sensor oksigen (DO sensor). Sebagai contoh yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam mengontrol komposisi larutan nutrisi baik dengan pendekatan matematik maupun simulasi ataupun penerapan dalam sistem NFT.
Untuk pengontrolan konsentrasi larutan nutrisi secara otomatis diperlukan :
- Dispensing technology
- Tangki pencampur
- Pompa pengukur, sensor untuk mengukur konsentrasi larutan nutrisi (per ion nutrisi atau menggunakan ISFET (ion selective field effect transistor), EC dan pH
- Software computer untuk mengukur, mengontrol dan komunikasi termasuk model dan algoritma untuk menentukan set point dan kebutuhan air dan nutrisi.
Adanya kemajuan teknologi sensor, komputer dan elektronika memungkinkan adanya adaptasi wireless teknologi untuk mengendalikan hidroponik secara lebih komprehensif, terutama untuk mengendalikan faktor eksternal lingkungan dalam greenhouse serta pengendalian air dan larutan nutrisi. Setelah anda mengetahui dasar-dasar sistem hidroponik maka selanjutnya anda bisa mengetahui cara menanam hidroponik atau cara budidaya tanaman hidroponik.
Budidaya tanaman hidroponik
Persemain
Wadah persemaian yang digunakan berupa bak plastik yang bagian bawahnya telah dilubangi dan dasarnya diberi strimin. Wadah ini diisi dengan media hidroponik yang telah disiapkan bisa menggunakan cocopeat atau rockwool. Kemudian, benih unggul disebar dan ditutupi dengan media lagi siram air dengan menggunkan sprayer. Untuk menjaga kelembaban, wadah semai ditutup dengan plastic dan ditempatkan di tempat yang gelap. Apabila benih telah berkecambah, plastic dibuka dan benih dipindah ke wadah atau pot yang lebih besar.
Penanaman
Wadah yang digunakan berupa pot atau polybag yang berdiameter 15-20cm. Wadah yang digunakan dibuat lubang 3-4 lubang untuk mengalirkan air yang berlebih. Bagian dasar diberi strimin agar media tidak lolos keluar pot. Setelah itu, wadah diisi media hidroponik setinggi 2-3 cm dari bibir pot. Lubang tanam di tengah media dibuat dengan bantuan pensil. Satu wadah hanya 1 bibit. Bibit dicabut secara hati-hati dan ditanam dalam lubang tanam. Disela-selanya ditutupi media, selanjutnya penyiraman hingga lembab.
Perawatan
Perawatan tanaman yang utama adalah penyiraman air yang dicampur dengan nutrient. Nutrien yang digunakan berupa pupuk yang mempunyai unsure N tinggi karena sayur ini dipanen daunnya. Dosis pupuk harus sesuai anjuran. Penyiraman dapat dilakukan 1-2-3 kali sehari, yang penting media tidak kering.
Panen
Panen tanaman hidroponik dilakukan sesuai dengan tanaman yang anda tanam, misalkan anda menanam sayuran hidroponik jenis sayur daun usia panen akan lebih cepat dari sayuran buah, untuk lebih jelasnya mengetahui tanaman hidroponik yang anda tanam, maka anda bisa melihan informasi yang ada pada kemasan benih yang anda beli.
Setelah anda mengetahui dasar-dasar hidroponik dan mengetahui cara menanam tanaman hidroponik, dan jika anda tertarik untuk budidaya tanaman menggunakan sistem hidroponik, maka poin penting lainnya adalah anda harus mengetahui tips menanam hidroponik, berikut ini saya jelaskan sedikit tentang tips sederhana menanam hidroponik, dan semoga bisa menjadi jabawaban dari pertanyaan anda tentang bagaimana tips menanam hidroponik, berikut ini ulasan singkatnya.
Kebutuhan cahaya
Secara garis besar tanaman akan sangat membutuhkan cahaya untuk proses kehidupannya, jadi ketika anda mengatur tempat hidroponik anda harus bisa menempatkan pada lokasi yang bisa menerima sinar matahari, dan jika anda ingin menempatkan untuk berkebun dalam ruangan, maka anda harus menyiapkan kebutuhan cahayanya, anda bisa menambahkan lampu untuk tanaman hidroponik anda. Sedangkan untuk nutrisi hidroponik tidak membutuhkan cahaya, nutrisi hidroponik yang terbaik disimpan di tempat yang sejuk, gelap dan tidak terpapar cahaya secara langsung serta terik matahari, hal ini dilakukan untuk menghidari suhu yang terlalu tinggi dan munculnya pertumbuhan gang-gang atau alga pada sistem hidroponik yang anda miliki. Alga memang tidak akan langsung membahayakan tanaman anda, akan tetapi dapat mengurangi serapan mineral dari larutan nutrisi oleh tanaman dan menyebabkan nilai pH nutrisi naik atau turun dari kisaran optimum.
Air
Namanya juga hidroponik, jadi kebutuhan air sangat penting untuk dan menjadi salah satu bahan yang harus anda sediakan. Agar anda dapat sukses menanam dengan sistem hidroponik, maka mulailah dengan menggunakan air yang baik, jangan gunakan air baku atau air yang mengandung klor atau zat lain ( pencemar ) untuk mencampur nutrisi yang akan anda berikan. Sekedar tips saja untuk anda, air hujan biasanya memiliki kualitas yang baik dengan EC / PPM rendah, akan tetapi anda harus memastikannya sebelum digunakan, dalam penggunaannya air hujan bisa anda saring terlebih dahulu, karena dikhawatirkan banyak kotoran dari atap/ genting yang masuk terbawa ke penampungan. Untuk mengetahui kualitas air baku, anda bisa menggunkan alat ukur EC meter atau TDS meter sebagai alat bantu untuk menguji kualitas uji air baku. Sebagai informasi tambahan, jika anda tidak menemukan air yang cukup baik, maka anda bisa memastikan air baku yang akan digunakan tidak melebihi 150 PPM.
Udara / Oksigen / CO2
Selain cahaya dan air, tanaman juga membutuhkan udara yang baik untuk pertumbuhanya, udara (CO2 dan oksigen) sangat dibutuhkan pada sekitar daun untuk proses fotosintesis tanaman, dan oksigen juga dibutuhkan pada sekitar perakaran tanaman. Jika anda menanam hidroponik menggunakan greenhouse, maka anda harus memastikan sirkulasi udara pada kondisi yang baik, jika greenhouse anda belum mempunyai saluran ventilasi, maka anda bisa membuat ventilasi yang baik dan memadai sebagai tempat untuk pergantian udara pada greenhouse yang anda miliki. Selain dari udara yang ada disekitar tanaman, pemberian oksigen bisa anda lakukan melalui aerasi larutan nutrisi hidroponik yang anda berikan, sehingga dalam larutan akan mendapatkan oksigen terlarut yang cukup untuk membantu perakaran tanaman tumbuh sehat. oksigen terlarut tingkat nutrisi hidroponik dapat anda monitor dengan menggunakan alat ukur seperti DO meter. Cobalah untuk menjaga kadar oksigen terlarut di atas 6ppm lebih, sebenarnya banyak cara yang bisa anda lakukan untuk memasok oksigen ke dalam larutan nutrisi, salah satunya dengan menggunakan pompa udara + batu udara yang biasa digunakan untuk kebutuhan kolam aquarium atau dengan cara sirkulasi nutrisi/dialirkan.
Mineral dan Nutrisi / pupuk
Ini yang paling penting, anda harus selalu menggunakan nutrisi hidroponik, pastikan tidak menggunakan pupuk yang biasa digunakan untuk tanaman yang ditanam pada lahan tanah, anda bisa membeli nutrisi yang umum untuk metode hidroponik, cari pemasok nutrisi hidroponik yang berkualitas. Jika anda ingin membuat atau mencampur nutrisi hidroponik sendiri dan belum tahu caranya, maka anda bisa membaca artikel saya yang lainnya tentang cara menghitung takaran nutisi tanaman hidroponik, dari tulisan tersebut semoga anda mempunyai gambaran dalam mengatur nutrisi untuk tanaman anda.
Suhu yang tepat
Perlu anda ketahui bahwa suhu optimal pada lingkungan maupun suhu yang ada pada larutan nutrisi ini akan berbeda untuk setiap jenis tanaman yang anda tanam, akan tetapi pada umumnya tanaman akan membutuhkan suhu larutan nutrisi hidroponik diatas 18 / 20 derajat C dan di bawah 28 derajat C, suhu yang cukup tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan tingkat terlarut menurun bahkan bisa tidak tersedia jika suhu larutan cukup panas. Suhu yang tinggi pada larutan nutrisi secara signifikan akan menghambat pertumbuhan tanaman anda, suhu tinggi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan lebih cepat seperti pada tanaman tertentu menjadi (Bolting), selain pertumbuhan tanaman kurang baik, suhu yang tinggi juga dapat menjadikan rasa sayuran menjadi pahit.
pH
Pengaturan pH sangat penting jika anda menanam dengan sitem hidroponik, jika pH nutrisi terlalu tinggi atau rendah dari kisaran optimum, maka akan membuat unsur hara tertentu pada nutrisi akan menjadi tidak tersedia untuk tanaman. PH terbaik untuk setiap jenis tanaman bervariasi, tapi rentang yang baik untuk kebanyakan tanaman hidroponik adalah 5,8 - 6,2. Dan jika anda menemukan nilai pH yang tidak sesuai dengan keinginan anda kemudian anda bingung mencari tahu informasinya, maka anda bisa membaca artikel saya yang lainnya tentang cara mudah menaikan dan menurunkan pH air.
Dalam rangka untuk mendapatkan hasil terbaik dari bercocok tanam dengan metode hidroponik, kita semua perlu belajar teknik serta praktek manajemen yang baik dari beberapa hal diatas, dengan semakin anda menguasai pengetahuan dalam bercocok tanam dengan sistem hidroponik, maka anda tidak perlu khawatir dengan minimnya lahan atau tempat yang anda miliki. Untuk mengawalinya anda bisa menanam sayuran hidroponik sederhana di rumah, untuk caranya anda bisa melihat tulisan saya yang lainnya tentang cara mudah menanam sawi hidroponik, dari sayuran daun anda bisa mengembangkan ke tanaman yang lainnya setelah anda menguasai cara menanam sayuran hidroponik.
Terakhir, semoga informasi yang sudah saya berikan bisa bermanfaat untuk anda yang sudah berkenan untuk membaca tulisan saya yang singkat atau terlalu panjang artikel ini, dan semoga dapat membantu anda yang ingin menanam tanaman dengan sistem hidroponik. Dan terakhir, bagi para master hidroponik jika berkenan silahkan menambahkan tips dan triknya, dan sebagai penutup jika artikel saya bisa bermanfaat untuk orang banyak, maka anda bisa share dengan teman atau saudara yang lainnya. Terimakasih sudah berkunjung di tulisan yang singkat ini.
Sumber :
Affan, M. F.F, 2004, High temperature effects on root absorption in hydroponic system, Master thesis, Kochi University.